Rasanya tidak pernah bosan hampir setiap tanggal 20 Mei saya selalu ingin menulis tentang Hari Kebangkitan Nasional. Entah membicarakan mengenai kebangkitan merek Indonesia, kebangkitan olah raga Indonesia, sampai pada kebangkitan pemimpin negara.
Secara kebetulan pun, tahun lalu saya menulis artikel mengenai Good Leader yang membahas tentang hiruk pikuk Pilkada untuk menentukan pimpinan daerah; dan pada di tahun pun di bulan Mei tepatnya tanggal 22 besok lusa akan diumumkan siapa yang akan menang dan memimpin Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
Namun, sebagai warga negara Indonesia, saya sangat sedih melihat persaingan untuk mendapatkan tempat nomor 1 di Indonesia dicederai oleh berbagai unsur negatif bahkan sudah menjurus ke SARA. Setiap orang memang boleh berambisi dengan sesuatu yang akan dicapainya; akan tetapi harus didasarkan dengan jiwa terbuka dan mau menerima apapun hasilnya.
Kebangkitan Olahraga Indonesia
Di tengah situasi politik yang memanas, 1 hari sebelum hari Kebangkitan Nasional, kita mendapatkan kabar yang cukup menggembirakan; sprinter andalan Indonesia, Muhammad Zohri kembali mengharumkan nama Indonesia dengan berhasil menjadi pelari Indonesia yang bisa bertanding di ajang kejuaaran dunia dan olimpiade. Tak banyak atlet Indonesia yang bisa menembus persaingan di tingkat dunia.
Sama hal nya dengan tim bulutangkis Indonesia yang saat ini sedang bertanding dalam Sudirman Cup di China; kita semua berharap Indonesiabisa bangkit untuk bisa meraih piala beregu yang sudah lama tidak direbut. Terakhir kali Indonesia bisa merebut piala beregu di tahun 2002 untuk piala Thomas. Selama 19 tahun tak satupun gelar beregu dapat diraih oleh Indonesia bahkan 2 tahun lalu merupakan tahun prestasi terjelek bagi bulutangkis Indonesia yang tidak lolos ke babak selanjutnya di Piala Sudirman. Sedih memang, Indonesia yang sejak tahun 70 selalu mengukir prestasi di bulutangkis beregu seakan tidak berdaya di tengah persaingan yang semakin kompetitif.
Ayo Bangkit! Bangkit! Bangkit! Dan Bangkit lagi! Jangan ada kata menyerah. Seandainya Muhammad Zohri bisa membuat olah raga Indonesia bangkit, demikian pula untuk tim beregu bulutangkis harus nya bisa bangkit kembali. Menempati sebagai unggulan ketiga di Piala Sudirman bukan secara otomatis Indonesia bisa dengan mudahnya meraih impian untuk juara atau minimal masuk final, tapi Indonesia masih harus melewati rintangan yang cukup berat. Satu persatu pertandingan perlu dilewati, target pertama sudah pasti menjadi juara grup di penyisihan untuk mendapatkan tiket 8 besar, dengan status juara grup seharusnya Indonesia dalam babak 8 besar, bisa mendapatkan lawan dari grup lain yang relatif lebih mudah karena berstatus peringkat kedua, lalu lewat dari sana sudah pasti akan melawan raksasa dunia, yakni Tiongkok atau Jepang. Bisa lolos dari sana, tinggal 1 pertandingan untuk merebut kembali piala yang dirindukan. Ah itu memang baru impian………….tapi sebuah mimpi bisa jadi kenyataan.
Hal lain yang cukup membuat kita bangga, setelah sukses menyelenggarakan pesta olah raga terbesar se Asia tahun lalu, Indonesia juga memberanikan diri untuk mencalonkan menjadi tuan rumah olimpiade untuk talun 2032. Ini menandakan Kebangkitan Indonesia, dan Kebangkitan kita bersama untuk mensejajarkan posisi Indonesia di tingkat dunia.
Kebangkitan Politik Indonesia
Kebanggaan kita tidak terlepas melihat Indonesia bisa bangkit baik di dalam perekonomian, persaingan merek, olah raga dan yang terpenting bangkit untuk berubah dalam urusan politik yang tidak sehat.
Buanglah jauh-jauh pemikiran yang bisa memecah belah persatuan Indonesia, kita harus bangkit dan bersama-sama membangun Indonesia untuk bisa lebih bersaing dengan negara lain; karena lawan kita bukan di dalam tapi ada di luar sana. Ayo bersatulah para elit politik Indonesia!
Salam Kebangkitan Indonesia; Kebangkitan Kita Bersama!