Golput vs Golpung

2 hari menuju tanggal 17 April, 2 hari menuju Pemilihan Umum (Pemilu), 2 hari menuju pemilihan pemimpin yang akan membawa Indonesia dalam 5 tahun ke depan.

Setelah kurang lebih hampir 6 bulan ber kampanye; malam kemarin merupakan hari terakhir ber kampanye dengan diakhiri dengan debat ke 5 capres cawapres Pemilu 2019. Banyak janji, harapan serta impian yang dikemukakan dalam debat malam kemarin. Terkadang bersifat menyerang atau mengeritik, ada pula yang mempertahankan pendapatnya.

Hantu Pemilu

Dari tahun ke tahun Pemilu selalu dihantui oleh segelintir orang yang tidak mau menentukan pilihannya alias Golput. Entah kenapa mereka sampai tidak mau memilih, apakah calon-calon yang ada benar-benar tidak bisa mewakili kepentingan segelintir orang tadi? Atau mereka hanya ingin membuat suasana menjadi tidak kondusif? 

Menurut catatan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tercatat sampai hampir 25% di tahun 2014 yang tidak memilih atau tidak sah dalam memilih bahkan di tahun 2009 angka Golput bisa mendekati 30%. Apakah di tahun 2019 hantu Pemilu bisa semakin menurun atau bahkan bisa lebih tinggi dibandigkan tahun 2009?

Golput vs Golpung

Kita sebagai warga negara yang baik, yang masih tinggal di Indonesia, yang merasa menjadi warga Indonesia sudah sepantasnya kita mendukung Pemilu dengan cara memilih salah satu paslon. Walaupun mungkin tidak ada paslon yang 100% sesuai dengan hati nurani kita. Tapi demi negara Indonesia, kita wajib mendukung Pemilu dan bukan menjadi segelintir orang Golput yang tidak berani menentukan pilihannya.

Banyak hal yang kita bisa lakukan dalam mendukung Pemilu salah satunya sediakan waktu tanggal 17 April nanti untuk mencoblos paslon presiden & wakil serta wakil legislatif yang mempunyai kompetensi dalam membangun Indonesia ke depan.

Dalam dunia usaha pun dalam menyukseskan Pemilu, banyak perusahaan yang menawarkan promo menarik apabila bisa menunjukan jari yang sudah ada tanda resmi sudah mencoblos entah berupa potongan harga, produk gratis, beli 2 dapat 1, dan promo menarik lainnya. Walaupun banyak program promosi yang ditawarkan, tapi kita harapkan masyarakat bukan hanya mengejar benefit untuk pribadinya sendiri tapi benar-benar memilih secara jujur dan obyektif karena pilihan kita bisa menentukan Indonesia ke depannya.

Daripada kita menjadi segelintir orang yang tidak peduli, Golput, lebih baik kita menjadi Golpung, Golongan Pendukung. Tapi di sini bukan untuk mendukung salah satu paslon, karena kampanye sudah lewat; tapi lebih mendukung bagaimana masyarakat mau berpartisipasi dalam memilih pemimpin yang bisa membawa Indonesia menjadi negara yang lebih maju.

Yuk! Dalam masa tenang 2 hari ini, kita berkampanye untuk tidak menjadi Golput; tapi jadilah Golpung.